Rabu, 24 Juli 2013

PUASA BERHADIAH LANGSING

Dimuat di Radar Jember Rabu , 1 Agustus 2012 Oleh : dr Hairrudin, M.Kes* Membaca judul artikel ini, saya yakin lebih banyak kaum hawa yang tertarik untuk membacanya. Tidak bisa dipungkiri, yang paling berorientasi dengan tubuh langsing adalah kaum hawa. Berbagai upaya dilakukan untuk memperoleh tubuh langsing. Mulai dari membeli obat pengurus badan, mengikuti berbagai jenis senam, mengendalikan diet secara ketat, bahkan sampai operasi sedot lemak. Apakah anda termasuk diantaranya? Sebenarnya, kapan sih tubuh seseorang disebut langsing? Untuk mengetahui apakah tubuh kita langsing, dapat dilakukan dengan mengukur body mass index (BMI). BMI dapat diperoleh dengan cara membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan (m) kuadrat. Dikatakan langsing ( normal) jika BMI antara 18-24. Disebut Overweight jika BMI 25-29 dan disebut obesitas apabila BMI lebih dari 29. Coba hitung BMI anda! Nah, anda termasuk kelompok yang mana? Jika termasuk kelompok obesitas, maka anda perlu berhati-hati. Obesitas menjadi faktor predisposisi utama terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kencing manis, jantung koroner, darah tinggi, dan stroke. Jumlah penyandangnya terus meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kesalahan pola makan merupakan faktor dominan yang menjadi penyebabnya. Nah, mumpung puasa, bagi yang termasuk obesitas patut berbahagia karena puasa dapat membantu kita untuk menurunkan berat badan (BB). Pada orang dewasa, BB sangat dipengaruhi oleh lemak di dalam tubuh. Lemak sejatinya adalah cadangan energi. Perubahan BB hanya dipengaruhi oleh energi yang masuk (Ei) dan energi yang keluar (Eo). Apabila Ei > Eo, maka kelebihan energi akan disimpan, terutama dalam bentuk lemak. Akibatnya, BB meningkat. Sebaliknya, apabila Ei < Eo, maka kekurangan energi akan diambil dari cadangan energi. Akibatnya, cadangan energi, termasuk yang dalam bentuk lemak, akan dibongkar. Hal ini pada gilirannya akan menurunkan BB. Perlu diingat, Ei berasal dari asupan makanan dan minuman yang kita konsumsi. Sedangkan Eo dipengaruhi oleh aktivitas kita. Nah, pada saat puasa, Ei kita berkurang sekitar 25 persen. Pola makan kita yang biasa 3x sehari berubah menjadi 2x sehari. Inilah peluang untuk menurunkan BB. Tentu saja hal ini tidak berlaku bagi mereka yang selama puasa hanya mengubah waktu makan dan tidak mengurangi jumlah Ei. Maksud saya, meski puasa, tetapi makannya tetap 3x dengan porsi yang sama. Perlu diketahui pula, mengurangi jumlah makanan tidak selalu mengurangi Ei. Ei juga dipengaruhi oleh porsi dan jenis makanan. Pemilihan menu makanan penting dilakukan. Makanan rendah enegi misalnya sayuran perlu diperbanyak sedangkan makanan yang manis dan berlemak perlu dibatasi. Yang perlu diketahui pula, mengurangi Ei saat puasa harus diimbangi dengan pengendalian Eo. Mereka yang ketika puasa lebih banyak jam istirahatnya atau mengurangi aktivitas, maka otomatis Eo akan berkurang. Hal ini malah berakibat tidak terjadinya pengurangan energi dan tubuh tidak membongkar cadangan lemak. Alhasil, BB pun tidak berubah. Jadi, jangan heran bila banyak orang berpuasa tetapi BB-nya tidak berkurang. Hal lain yang perlu diketahui juga, pada saat BB sudah turun, pola makan tersebut harus dipertahankan hingga mencapai berat yang ideal. Jika tidak, maka BB akan kembali mengalami kenaikan. Pasalnya, ketika BB turun, maka lemak juga turun. Ketika lemak turun, ada bahan bernama leptin yang ikut mengalami penurunan. Leptin inilah yang berperan dalam memberi perasaan kenyang. Ketika leptin turun, maka perasaan kenyang jadi mengalami penurunan sehingga yang muncul adalah nafsu makan yang bertambah. Hal inilah yang dapat dikendalikan dengan puasa. Kesimpulannya, tidak semua yang berpuasa akan mendapat hadiah langsing. Kalau kita ingin mendapat hadiah tersebut, jangan melakukan balas dendam pada makanan. Pada saat puasa bisa mengendalikan pola makan, tapi pada saat berbuka menjadi tidak tekendali. Beberapa tips yang perlu dicatat adalah kurangi jumlah dan porsi makan, pilih menu makanan yang mengandung lebih sedikit kalori dan membatasi yang berkalori tinggi, serta jangan mengurangi aktivitas saat berpuasa. Olahraga ringan menjelang buka puasa dapat dipertimbangkan sebagai salah satu cara meningkatkan Eo.

Tidak ada komentar: