Kamis, 25 Juli 2013

Hairrudin di Radar Jember: PUASA DAN KESEHATAN JIWA



Radar Jember
Rabu, 8 Agustus 2012

Rasulullah saw bersabda: ”berpuasalah, niscaya kamu akan sehat”. Selama lebih dari dua minggu di kolom koran ini, berbagai sumber telah banyak menguraikan kebenaran hadits tersebut. Sehat sendiri, sebenarnya tidak cukup hanya ditinjau dari sisi jasmaninya, tetapi juga perlu dari sisi jiwanya.
Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia masih cukup tinggi. Tahun 2007 prevalensinya lebih dari 11,6 persen (sekitar 19 juta penduduk). Hampir satu persennya mengalami gangguan jiwa berat. Pada tahun 2020 diperkirakan gangguan jiwa akan menghilangkan waktu produktif sebanyak 15 persen. Namun, perkiraan tersebut akan meleset, jika kita bisa melaksanakan puasa dengan baik. Puasa yang baik, tidak hanya   menahan haus dan lapar, tetapi juga melaksanakan sunnah-sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
            Salah satu sunnah saat puasa adalah makan sahur pada akhir malam. Bangun di akhir malam, saat kondisi alam sunyi dan tenang, mengakibatkan pikiran kita menjadi fresh, kondisi psikologi menjadi tenang dan emosi menjadi lebih stabil. Kondisi ini berperan dalam mengendalikan sekresi hormon adrenalin, noradrenalin dan kortisol pada tubuh kita, sehingga produksinya tidak berlebihan. Adrenalin dan noradrenalin bertanggung jawab terhadap terjadinya konstriksi pembuluh darah, jantung berdebar-debar, tekanan darah meningkat, cemas dan mudah marah, sedangkan kortisol merupakan salah satu hormon stres yang mengakibatkan kita mudah berbuat salah, sulit berkonsentrasi, dan daya ingat menjadi kurang baik. Singkatnya, dengan terkendalinya sekresi hormon-hormon tersebut kita akan terhindar dari rasa cemas dan stres.
            Bangun tidur yang lebih awal juga akan membuat kita, secara psikologis lebih siap mengahadapi aktivitas di siang harinya. Tantangan hidup dan peristiwa yang berat akan lebih mudah dihadapi dengan tenang dan emosi yang stabil.  Karena itu, biasakanlah makan sahur diakhir malam, meskipun, mungkin tanpa makan sahur anda juga akan kuat berpuasa. Hendaknya setelah makan sahur dan sholat subuh jangan tidur lagi. Gunakan waktu yang ada untuk mempersiapkan atau memprogram aktivitas hari itu, sehingga kita menjadi lebih siap dan percaya diri.
Dengan berpuasa marilah kita tingkatkan kepekaan sosial. Jadikanlah rasa lapar dan haus yang kita rasakan, untuk mengingat nasib sesama yang sering “terpaksa” merasakan lapar karena kemiskinannya. Kepekaan sosial akan mendorong kita untuk memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih terutama terhadap orang dekat kita. Hal ini akan berdampak positif kepada orang-orang yang berpotensi mengalami gangguan jiwa. Mereka akan merasa tidak sendirian dalam mengarungi kehidupan yang dirasa menyiksa, menakutkan dan menyakitkan. Perhatian dan kasih sayang yang kita berikan menjadi pegangan bagi jiwa mereka yang gundah gulana dan terombang-ambing oleh kejamnya kehidupan. Akibatnya, mereka dapat terhindar dari gangguan jiwa.
                Sunnah yang lain adalah menyegerakan berbuka puasa. Tidak bisa dipungkiri, orang yang sedang puasa akan merasa senang ketika mendengar adzan maghrib dikumandangkan. Jangan menunda perasaan senang tersebut. Nikmati hidangan yang tersedia dengan penuh syukur, walaupun mungkin hanya ikan asin dan sambel lalapan. Bukankah makanan yang ternikmat adalah makanan yang kita makan ketika kelaparan? Nah, perasaan senang tersebut akan mengakibatkan tubuh kita mengeluarkan hormon endorfin. Hormon endorfin dapat mencegah perasaan stres, membuat hati merasa tenang, nyaman,  menghilangkan rasa sakit, menjaga sel otak tetap muda, dan meningkatkan semangat hidup sehingga menjauhkan kita dari stres, demensia (pikun) dan depresi.

Tidak ada komentar: