Senin, 05 Desember 2011

Olahraga berat memicu terjadinya stres oksidatif

Olahraga diyakini mempunyai banyak dampak positif terhadap kesehatan, tetapi olahraga yang tidak terkendali dengan baik justru dapat menimbulkan dampak negatif. Sebagai contoh misalnya olahrag berat. Salah satu faktor yang mengakibatkan dampak negatif adalah terjadinya peningkatan pembentukan oksidan. Oksidan mempunyai peran yang penting pada patogenesis dan perjalanan berbagai penyakit misalnya penyakit degeneratif, seperti penuaan dini (Aging), aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), penyakit jantung, kanker, penyakit kemunduran fungsi kognitif (alzheimer atau demensia/pikun), penyakit sendi (rheumatoid artritis), katarak, infertilitas, penyakit ginjal bahkan DM.
Oksidan dapat berasal dari luar (eksogen) ataupun dari dalam tubuh sendiri(endogen). Oksidan endogen sebagian besar justru berasal dari proses biologis alami yang melibatkan reactive oxygen species (ROS). ROS merupakan senyawa-senyawa reaktif yang berasal dari O2, senyawa yang diperlukan oleh semua organisme aerobik termasuk manusia. Jumlah ROS dapat meningkat pada kondisi stres fisik, yang dapat disebabkan oleh olahraga berat.
Peningkatan oksidan di dalam tubuh yang melebihi kemampuan tubuh untuk menetralisirnya, dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Pada kondisi ini, oksidan dapat menyerang berbagai komponen tubuh dengan segala akibatnya. Sebagai contoh misalnya serangan oksidan terhadap asam lemak tidak jenuh yang merupakan komponen penting penyusun membran sel. Serangan tersebut dapat menimbulkan reaksi rantai yang dikenal dengan peroksidasi lipid. Proses tersebut mengakibatkan terputusnya asam lemak menjadi berbagai senyawa yang toksik terhadap sel, seperti malondialdehid (MDA) dan 9-hidroksi nonenal. MDA yang dihasilkan kemudian dilepaskan ke darah, sehingga kadar MDA di darah (serum) dapat dijadikan sebagai petanda tidak langsung adanya peningkatan ROS.
Kenyataan di atas menunjukkan bahwa olahraga berat dapat menimbulakn efek samping yang berbahaya bagi kesehatan, melalui peningkatan oksidan. Jika sistem pertahanan antioksidan tubuh tidak mampu menetralisir peningkatan oksidan tersebut, maka akan menimbulkan suatu keadaan yang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif diyakini sebagai salah satu faktor yang penting pada timbulnya berbagai macam penyakit.