Jumat, 14 Oktober 2011

Sel Leydig, sertoli dan infertilitas

Infertilitas diartikan sebagai ketidakmampuan pasangan yang aktif secara seksual dan tidak menggunakan kontrasepsi untuk hamil setelah periode 1 tahun. Infertilitas menjadi masalah dan diduga menjadi salah satu penyebab penting retaknya rumah tangga. Diperkirakan 1 dari 7 pasangan di seluruh dunia memiliki masalah infertilitas. Gangguan pada testis merupakan penyebab dari sekitar 40% kasus infertilitas. Sel leydig dan sertoli merupakan komponen penting dalam testis yang berperan pada fertilitas. Sel leydig menghasilkan hormon testosteron yang mempunyai efek tropik kuat pada spermatogenesis. Testosteron disekresikan hanya apabila sel leydig dirangsang oleh LH, suatu gonadotropin yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. Sel sertoli mempunyai androgen reseptor (AR) dan reseptor FSH yang dibutuhkan untuk mempertahankan proses spermatogenesis. FSH merangsang sel sertoli untuk menghasilkan estrogen

Kerusakan pada sel leydig dan sel sertoli akan mempengaruhi fertilitas seseorang. Salah satu penyebab kerusakan tersebut adalah oksidan. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Cleveland’s Clinical Urology News terbaru menunjukkan bahwa oksidan dapat menjadi salah satu faktor penyebab infertilitas pada pria. Pada sperma penderita infertilitas yang belum diketahui penyebabnya, ditemukan radikal bebas, yaitu reactive oxygen species (ROS) dengan konsentrasi yang tinggi. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa 30-80% kasus infertilitas ditemukan radikal bebas dengan konsentrasi tinggi. Baca di : http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=3194&med=29&bid=3